Trafik

Sunday, 22 September 2013

Kematian Boleh Terjadi Bila-bila Masa & Di Mana Sahaja

Mati. Suatu kepastian dari Allah Swt yang akan dialami oleh setiap orang. Satu kata yang mencengkam jika dibayangkan. Suatu proses berpisahnya ruh dan jasad. Namun bukan hanya sekedar itu, mati juga berarti berpisahnya hamba Allah dengan Dunia dan segala urusannya. Setelah itu, ia akan menuju ke alam selanjutnya. Yang lebih panjang, lebih indah atau boleh jadi lebih menyeramkan. Namun yang pasti lebih abadi.
Kematian juga menjadi gambaran kecil bagi orang tersebut. Apakah bahagia atau celaka. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana proses kematian yang akan dialami setiap jiwa yang berbeza-beza. Dan berikut sedikit gambaran tentang dahsyatnya sakaratul maut .

Foto Kredit kepada arsamba
 
Beginilah Cara Datangnya Kematian
1.    Kematian Bersifat Memaksa dan Tak Dapat Dihindari
Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. 
(Surah Ali Imran, 3:154)
2.    Kematian Datang Walaupun dalam Tembok Benteng yang Kukuh
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,  walaupun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” 
( Surah An-Nisa 4: 78)
3.    Kematian Menemui Siapapun Walaupun Dia Melarikan Diri

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". 
( Surah Al-Jumu'ah 62: 8)
4.    Kematian Datang Secara Tiba-tiba
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat. Dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Surah Luqman 31: 34)
5.    Kematian Tidak Dapat Ditunda atau Dipercepat
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Surah Al-Munafiqun 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah Saw:
"Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" 
(Riwayat. Tirmidzi)
"Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang terkoyak ?" 
(Riwayat Al-Bukhari)
Kata-kata  para sahabat Rasulullah Saw:
Ka'b al-Ahbar: "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kamu tangisi boleh berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kamu, niscaya  kamu akan melupakan jenazah tersebut, dan mula menangisi diri kita sendiri." 
(Imam Ghazali mengutip dari pendapat Al-Hasan).
Imam Ghazali juga berpendapat rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat saraf,  sendi, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.
Ia juga juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melaluisebuah pekuburan berdoa pada Allah Swt agar menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka boleh mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pemuda yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !" kata pemuda tersebut. "Apa yang kamu kehendaki dariku? Lima puluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa pedih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeza untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.
Rasa sakitnya pun dialami setiap manusia dengan berbagai macam tingkatan rasa, ini terkait dengan tingkat keimanan atau kezaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Sakaratul Maut Orang-orang Zalim
Imam Ghazali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan  Nabi Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikat Maut ketika mencabut nyawa orang zalim. Dengan izin Allah Swt beliau pun diperlihatkan gambaran perumpamaan Malaikat Maut sebagai seorang pemuda besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu di depan satu di belakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api.
Seketika melihatnya Nabi Ibrahim AS pingsan. Setelah sadar beliau berkata: “Cukup dengan memandang wajah Malaikat Maut, rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.”
Itulah gambaran wajah Malaikat Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya ketika orang-orang yang zalim dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata:  
"Keluarkanlah nyawamu!" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
(Surah Al-An'am 6:93)
Bahkan di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zalim, si malaikat akan berkata :
"Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Sakaratul Maut Orang-orang Bertaqwa
Sebaliknya Imam Ghazali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikat Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, 'Allah telah menurunkan kebaikan'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat (kembali) bagi orang yang bertakwa."
(Surah An-Nahl 16:30)
Bagaimana sahabat? Apakah kita merasa cemas setelah mengetahui itu semua? Takutkah kita? Atau  menyesal? Karena harus berada di dunia ini dan akan merasakan pedihnya mati?
Namun, satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa Allah menciptakan kematian dengan berbagai tujuan yang baik. Sebagai salah satu bentuk kekuasaanNya kepada kita, bahwa hanya Dialah yang paling berkuasa di Jagat Raya yang sempurna ini. Dan sebagai ujian untuk kita.
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(Surah Al Mulk: 1-2)
Hidup ini sekejap tetapi berisiko.
Jangan karena mencari kenikmatan sesaat tetapi menderita berkepanjangan.
Hidup bukan untuk hidup, tetapi untuk Yang Maha Hidup.
Hidup bukan untuk mati, tetapi justru mati itulah untuk hidup.
Oleh karena itu, jangan takut mati, jangan lupa mati dan jangan cari mati.
Tetapi rindukanlah mati, karena mati pintu berjumpa dengan-Nya ..
(Ust. H.M. Arifin Ilham)
Sumber : El-Mussalat Klik

No comments:

Post a Comment